Budaya

Resek Kuburan
Kegiatan rutin bersih2 makam di Kalibening dilakukan oleh seluruh masyarakat setempat dengan tulus ikhlas dan kebersamaan. Setelah selesai membersihkan makam dan lingkungannya dilanjutkan dengan berdoa bersama yang diakhiri menikmati nasi tumpeng yang telah disiapkan oleh masyarakat sekitarnya. Kegiatan semacam ini sudah rutin dilakukan menjelang Penjamasan Musium Kalibening.... Jumlah Tumpeng mencapai 144 buah....





Menikmati pesta rakyat setelah lelah bekerja membersihkan lingkungan makam Kalibening


 Kesenian:
Ebeg / Jaran Kepang / Kuda Lumping
"Ebeg" atau "Jaran Kepang", yaitu yang dikenal dalam bahasa Indonesianya Tarian Kuda lumping.
Ebeg adalah kuda lumping khas Banyumas. Pertunjukan ini diiringi oleh gamelan yang disebut bendhe. ... 
Biasanya penari ebeg akan tidak sadarkan diri, "orang yang sedang tidak sadar" sehingga mampu melakukan hal-hal diluar kewajaran, seperti mampu makan beling "kaca" bagai makan kerupuk saja. Saat kondisi "tidak sadar" tersebutlah yang justru menjadi perhatian yang menarik bagi para penonton karena dapat melakukan hal-hal diluar kewajaran.


Video Ebeg


Begalan

Begalan adalah jenis kesenian yang biasanya dipentaskan dalam rangkaian upacara perkawinan yaitu saat calon pengantin pria beserta rombongannya memasuki pelataran rumah pengantin wanita. Disebut begalan karena atraksi ini mirip perampokan yang dalam bahasa Jawa disebut begal. Yang menarik adalah dialog-dialog antara yang dibegal dengan sipembegal biasanya berisi kritikan dan petuah bagi pengantin dan disampaikan dengan gaya yang jenaka penuh humor. Upacara ini diadakan apabila mempelai wanita adalah pitri yang pertama kali dinikahkan dalam keluarga.  Begalan merupakan kombinasi antara seni tari dan seni tutur atau seni lawak dengan iringan gending. Sebagai layaknya tari klasik, gerak tarinya tak begitu terikat pada patokan tertentu yang penting gerak tarinya selaras dengan irama gending. Jumlah penari 2 orang, seorang bertindak sebagai pembawa barang-barang (peralatan dapur) penari dari pihak mempelai pria seorang lagi bertindak sebagai pembegal/perampok, penari dari pihak mempelai wanita. Barang-barang yang dibawa antara lain ilir, ian, cething, kukusan, saringan ampas, tampah, sorokan, centhong, siwur, irus, kendhil dan wangkring. Barang bawaan ini biasa disebut brenong kepang. Pembegal biasanya membawa pedang kayu. Kostum pemain cukup sederhana, umumnya mereka mengenakan busana Jawa. Dialog yang disampaikan kedua pemain berupa bahasa lambang yang diterjemahkan dari nama-nama jenis barang yang dibawa, contohnya ilir yaitu kipas anyaman bambu diartikan sebagai peringatan bagi suami-isteri untuk membedakan baik buruk. Centhing, tempat nasi artinya bahwa hidup itu memerlukan wadah yang memiliki tatanan tertentu jadi tidak boleh berbuat semau-maunya sendiri. Kukusan adalah alat memasak atau menanak nasi, ini melambangkan bahwa setelah berumah tangga cara berpikirnya harus masak/matang. Selain menikmati kebolehan atraksi tari begalan dan irama gending, penonton juga disuguhi dialog-dialog menarik yang penuh humor. Biasanya usai pertunjukan, barang-barang yang dipikul diperebutkan para penonton. Sayangnya pertunjukan begalan ini tidak boleh dipentaskan terlalu lama karena masih termasuk dalam rangkaian panjang upacara pengantin.

Video Begalan


























Tidak ada komentar:

Posting Komentar